Hay,
Kalian masih nungguin saya? Atau udah beriman sama ramalan-ramalan, mitos-mitos, Scan USG, yang dibuat lembaga-lembaga survey dan Quick Count (QC) tentang saya? Ada yang bilang saya ini A, ada juga yang bilang saya ini B. Saya ini A atau B? Saya ini 1 atau 2? Saya ini putih atau kotak-kotak? Hmmm, semoga kalian jangan mudah percaya dulu sama kata, prasangka, dan (meskipun) analisis mereka.
Para peramal dari lembaga-lembaga survey dan QC ini diperbolehkan untuk menampilkan hasil ramalannya tentang saya dikhalayak umum tanpa batasan waktu penayangan oleh putusan Mahkamah Konstitusi nomor 24/PUU-XII/2014, yang salah satu isinya adalah mencabut pasal 247 ayat 5 UU Nomor 8 Tahun 2012 , yaitu larangan mengumumkan hasil penghitungan cepat (Quick Count) Pemilu saat masa tenang oleh lembaga survey . Pencabutan ini menjadi awal mula terbukanya jalan bagi politikus untuk membuat dan mengatur opini publik sesuai keinginan mereka. Yaaa, Karena peramal-peramal ini dari dulu memang terpercaya untuk meramal hal-hal tentang saya.
Tapi segalanya berubah sejak negara api itu menyerang, (hehe) peramal-peramal ini sudah tak se-iya se-kata lagi, publik dibuat terbengong-bengong dengan hasil ramalannya. Aneh sekali, dimana ditemukan di stasiun TV yang juragannya adalah salah satu Politisi dan pendukung Ramalan A, hanya menampilkan semua ramalan, dari peramal-peramal yang menjuge saya ini A. sedang stasiun TV yang juragannya adalah Politisi dan pendukung Ramalan B, menampilkan hasil dari para peramal yang meramalkan saya ini B. Miris sekali, tega-teganya para calon pemimpin ini memecah belah opini publik, para peramal yang dari dulu diimani, menjadi tak dipercaya lagi. Ada beberapa kemirisan mengenai fakta ini:
◆ Para poliTIKUS ternyata kembali menggunakan pers untuk mengatur opini publik, baik yang menampilkan ramalan bahwa saya ini putih, maupun yang menampilkan ramalan bahwa saya ini kotak-kotak. mereka sama saja. Tega. Reformasi yang bercita-cita mengindependenkan pers akan seterusnya gagal selama masih dipegang oleh politikus YANG seperti ini.
◆ Para Pers dan Peramal dari lembaga survey dan QC telah tega berhianat pada publik. Hasil ramalan yang kontradiktif, juga akan membentuk keimanan yang kontradiktif pada umat/publik. Memecah belah kepercayaan kepada QC yang selama ini sungguh-sungguh dipercaya. QC berhasil dimanfaatkan oleh para pemuja kekuasaan.
◆ Membuat kita bertanya kembali, bagaimana dengan pemilu sebelum-sebelumnya? Apakah celah memanfaatkan survey dan QC baru ditemukan sekarang, atau dari dulu?
◆ Publik yang telah euforia dengan mengimani Ramalan A maupun Ramalan B sejak QC diperlihatkan, kemungkinan akan Kaget apabila Ramalan sebaliknyalah yang terjadi. Kemungkinan mereka-mereka yang telah bodoh mengimani para peramal yang telah pecah belah ini, akan menyalahkan lembaga resmi yang memang harusnya menyampaikan Firman Tuhan ini, Nabi KPU.
Miris.
Tapi saya sebagai firman Tuhan, mengajak kalian harus tetap optimis dengan keadaan ini. Kalian musti percaya bahwa orang-orang baik tetap masih ada di negeri ini. Bahwa masih ada juga peramal yang baik, yaitu para peramal yang hasil ramalannya bukan karena pesanan para politikus, yang hasil ramalannya adalah murni dari rakyat, yaitu yang hasil ramalannya sama dengan yang disampaikan Oleh Nabi KPU.
Tanggal 22 Juli kalian harus percaya sama saya, karena sebenarnya tanggal itu yang menentukan siapa yang baik dan siapa yang memanfaatkan segala cara untuk mencapai kekuasaan. Akan sangat kontras terlihat. Bahwa kalau calon kalian yang MENANG, berarti pilihan kalian sangat tepat, kalian bukan pemilih yang buruk. TAPI, Kalau calon yang kalian pilih ternyata KALAH, Kalian juga harus bersyukur, karena calon yang kalian pilih itu ternyata memanfaatkan segala cara untuk memperoleh kekuasaan, untuk mengatur opini publik dengan mengatur hasil QC dan memang menyasar pada ke-nggak terima-an kalian dengan Real Count dari KPU, dan yaaa... demonstrasi. Kalian musti sadar juga, kalo calon kalian itu juga manusia, dan ternyata nggak baik-baik amat dan kampanye-kampanye yang diucapkan selama ini memang hanya memperbaiki citra. Beruntunglah, kalian tidak dipimpin oleh orang-orang yang gak baik ini.
Sebenernya ini malah menjadi keuntungan bagi kalian, kalian hanya tinggal menunggu saya datang dan diumumkan dan akan sangat terlihat apakah Capres yang kalian pilih itu orang yang bener atau orang yang 'nggak bener'. Mantapkan hati kalian hanya untuk mempercayai Real Count yang akan disampaikan KPU tanggal 22 nanti. Dan peramal-peramal dari lembaga survey dan QC yang telah pecah belah hasilnya itu, *emmm ...jelas tercemar kepentingan politik, tidak independen lagi, dan memang sangat pantas untuk tidak kita percayai lagi (sementara ini).
Oh iya, saya belum kenalan, perkenalkan nama saya Real Count. Perlu kalian ketahui, dalam negara kalian yang over-demokratis ini, Suara Tuhan adalah Suara Rakyat. Hal ini menjadikan saya sebagai firman Tuhan, karena saya adalah Suara kalian, Rakyat. Dan ya, selayaknya sebuah firman, saya akan tetap disampaikan oleh Nabi, dan hanya oleh Nabi. Yang berarti Komisi Pemilihan Umum (KPU) adalah Nabi yang dalam hal PILPRES ini wajib kalian percayai. Bukan peramal dari lembaga survey ataupun ataupun 'Real Count' abal-abal dari partai politik ataupun deklarasi dari CAPRES yang kalian pilih.
Saya akan diumumkan oleh KPU tanggal 22 Juli, kemungkinan besar adalah malam hari. KPU akan sangat jelas mengumumkan apakah saya ini Putih, atau Kotak-kotak. Saya harap kalian terus mengawal saya sampai benar-benar diumumkan. Saya juga harap kalian tidak buta dengan mengimani para peramal dari lembaga survey, 'Real Count' abal-abal Partai Politik, atau juga terbutakan hatinya untuk melihat sosok lain dari Capres yang kalian dukung. Karna kalau kejadiannya seperti ini, akan sangat dimungkinkan capres yang kalian yakini baik itu, melakukan pembohongan publik. Tetap kritis bro! :)
Tolong Jangan Buta!
Hormati Real Count KPU sebagai firman Tuhan kepada Nabinya!
"SUARA TUHAN, SUARA RAKYAT"
Hehe.
Salam,
Rizal Abd. (sbg REAL COUNT KPU) . Kamis, 17 Juli 2014. (",)
0 komentar:
Posting Komentar