• Opinion

    Beberapa buah kata-kata yang bisa tersampaikan

  • Resensi Buku

    Beberapa kata yang bisa tergambarkan dari setumpuk lembaran

  • Hobi

    tentang hobi

  • Obrolan

    Obrolan-obrolah

Jumat, 30 September 2016

Wake me up When September ends? Lets wake up!

Wake Me up when September end?

 

Pagi ini saya mulai dengan dengerin singel "Wake me up when september end"-nya Green Day. Singel ini merupakan salah satu dari album band Green day "American Idiot". Lagu syahdu ini berlatar belakang dari salah seorang personilnya, Billie Joe Amstrong, yang menulis lagu ini untul memorial ayahnya yang meninggal karena penyakit kanker pada 10 September 1982, ketika usia Amstrong 10 tahun. Kalau dilihat dari video clip nya, mengesankan sentimen anti-perang Amerika di Irak, dimana dalam video clip tersebut menampilkan seorang wanita yang patah hati ditinggal kekasihya berperang dan gugur di medan perang.

 

September memang selalu mempunyai kisah yang menarik. Mulai dari kisah bahagia, layakanya seorang jatuh cinta yang dapat tergambar dalam salah satu lagu Vina Panduwinata berjudul "September Ceria", sampai kisah pilu seperti judul lagu yang saya pakai sebagai judul tulisan ini pula.

Bagi bangsa Indonesia, September merupakan bulan yang kelam dalam catatan sejarah, dimana pada 30 September 1965 terdapat pembunuhan 7 Jendral yang menjadi sasaran pembunuhan dalam suatu "Rencana" yang terorganir konon oleh satuan Tjakrabirawa yang konon pula berafiliasi dengan Biro chusus PKI. Hari itu merupakan hari yang amat bersejarah dimana menjadi titik balik dimulainya pula pembalasan pembantaian yang berlebihan terhadap PKI.

 

Ya, Gestapu (Gerakan September 30), kita sering menyebutnya demikian, dan demikian pula yang diajarkan di sekolah. Gestapu merupakan operasi pembantaian satuan Tjakrabirawa yang sebenarnya ditugaskan untuk menjaga keamanan Presiden Soekarno kepada para Petinggi Militer yang terkena Issue yang berkembang saat itu tentang adanya "Dewan Jendral" di dalam internal perwira TNI yang siap mengkudeta Presiden Soekarno. Tjakrabirawa ini yang melaksanakan operasi 30 September tersebut yang pula di issue kan berafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia. Peristiwa itu me " legitimasi" Mayor Jendral Soeharto yang saat itu panglima Kostrad , mengambil alih Kepemimpinan operasional dan memimpin operasi Penumpasan Gestapu, yang bagi Soeharto dalangnya adalah PKI.

Tanpa melupakan peristiwa yang pilu itu,  pasca Gestapu, dengan alasan penumpasan Gerakan 30 September (PKI), terjadi pembantaian massal yang juga tak kurang memilukannya.  Bangsa ini pernah, pada tahun itu, seakan menghalalkan darah Darah anggota, Simpatisan, dan Orang-orang yang dituduh PKI untuk dibunuh.  Bahkan yang tidak terkait dengan PKI, seperti kaum Nasionalis atau Soekarnois pendukung Soekarno, juga menjadi korbannya.

Jumlah korban yang diumumkan Fact Finding Commition adalah sebanyak 78. 000 manusia terbunuh. Rum Aly, redaktur Mahasiswa Indonesia menyebut perkiraan sekitar 500.000 manusia terbunuh. Bahkan Edhie sang pemimpin operasi tersebut di Jawa Tengah,  Jawa Timur,  dan Bali pernah menyebut angka 3 Juta manusia terbunuh dalam operasi itu. Para korban balas dendam Buta tersebut dilakukan baik oleh militer juga masyarakat sipil yang kebanyakan menganggap hal itu merupakan suatu Jihad Fi Sabilillah.Penangkapan dan Penahanan pun dilakukan sampai bahkan 10 tahun pasca pembantaian. Ada kemungkinan pada pertengaham 1970-an , 100.000 manusia masih ditahan tanpa adanya proses peradilan.  Hal ini ditutup rapat oleh rezim Soeharto, hingga sampai orba lengser, dan parlemen membentuk Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi untuk menganalisis pembunuhan massal tersebut, walaupun ditangguhkan oleh Pengadilan Tinggi.

Komnas HAM pada 23 Juli 2012 menyatakan pembantaian orang-orang yang dituduh komunis adalah pelanggaran HAM berat. Setidakmya ada sembilan (9) kejahatan/pelanggaran yang dilakukan pada masa itu, yaitu pembunuhan,  pemusnahan,  perbudakan,  penggusuran dan pemindahan paksa, perampasan kemerdekaan atau kebebasab fisik lainnya secara sewenang-wenang, penyiksaan, pemerkosaan dan kejahatan seksual lainnya, penganiayaan, dan penghilangan orang secara paksa.

Bagi kita yang baru mengetahui angka itu,angka 78.000, 500.000, 1.000.000, atau 3.000.000, sekan hanya susunan angka statistik belaka. Bukan! Angka tersbut adalah jumlah manusia hidup layaknya kita, yang mencintai negaranya dengan cara dan keyakinan mereka. Dibunuh!!

Sejarah yang dimulai sejak september pilu ini tentu tidak diajarkan di dalam sekolahan. Pernah suatu waktu pada 2004, dalam kurikulum kita terdapat pembahasan mengenai peristiwa tersebut, namun tak lama, pada 2007 melalui Surak Keputusan Nomor 019/A.JA/03/2007 tanggal 5 maret 2007, dan Surat Perintah Kejaksaan Agung Nomor Ins/A.JA/03/2007 tentang intruksi Penarikam Buku Sejarah Kurikulum 2004 dari wilayah indonesia., akhirnya buku yang terdapat pembahasan mengenai bab terbut ditarik kembali dari peredaran. Ironis.

Namun, yang agak menarik adalah 1 Oktober, hari ini,  berdasarkan Kepres No. 153 tahun 1967, diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Are you sure?

Satu pertanyaan dalam benak saya pagi ini, apakah peristiwa hari itu dan sesudahnya terdapat Nilai Ketuhanan, Nilai Kemanusiaan, Nilai Nasionalisme, Nilai Demokrasi, dan Nilai Keadilan Sosial terimplementasi dengan baik dan bahkan perlu kita bilang sakti hingga dengan Fakta 9 Pelanggaran HAM dalam peritiwa pasca Hari itu yang dilakukan pada masa Orba tersebut bisa dikatakan sebagai hari kesaktian pancasila?

Sedangkan bagi saya, Agama, dan tentunya secara otomatis Tuhan saya Mengutuk 9 pelanggaran HAM yang disebut, Rasa kemanusiaan saya tak pernah membenarkannya hal tersebut dilakukan kepada manusia lain, Nasionalisme menghendaki implementasi Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda namun tetap satu jua, dan, demokrasi dapat menjadi alat dari kesemuanya itu menusju keadilan sosial yang kita cita-citakan. Tepatkan persepsi soal hari ini?

Hmmm, terlepas dari itu semua bagi saya september mempunyai rasa-rasa tersendiri untuk dikenang. September merupakan berakhirnya kemarau yang panjang dan dimulainya musim hujan, tentu saat yang baik untuk dinikmati dengan kopi dan lagu-lagu syahdu. By the way, selamat tinggal september, selamat memasuki bulan oktober. Semoga terbangun menjadi pribadi tidak mudah lupa dan tentunya pancasilais, Have a Great Month!

 

Salam :)

 

Referensi

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Wake_Me_Up_When_September_Ends

 

http://historia.id/modern/alasan-sarwo-edhie-memimpin-operasi-pembunuhan-massal-pki

 

http://zadandunia.blogspot.co.id/2013/10/sekilas-g-30-sdan-gerakan-pembantaian.html?m=1

 

http://www.andreasharsono.net/2007/08/jurnalis-desak-jaksa-berhenti-bakar.html?m=

Share:

About

FIRMAN HARI INI